Tahapan Siklus
hidup cacing hati masuk ke tubuh sapi dimulai pada saat ternak memakan rumput
atau meminum air yang terkontaminasi atau tercemar oleh telur cacing aktif (metacerkaria). Cacing
yang masuk hidup di usus ternak dan memproduksi banyak telur. biasanya akan menjadi masalah jika pengeluaran telur cacing ini ketemu dengan musim penghujan sebab cacing tersebut bisa tumbuh dan berkembang biak
dengan baik bila tempat hidupnya berada pada kondisi yang basah atau
lembab sebab siput biassanya benyak ditemui pada musim ini yang merupakan induk pertama dari telur aktif yang keluar (mirasidium). dimana mirasidium ini akan keluar dari siput setelah mencapai tahapan metacerkaria. Ternak
ruminansia lebih rentan terpapar cacing bila dibanding dengan jenis
ternak lainnya. Ternak dimaksud seperti sapi, kerbau, kambing dan domba.
Namun, untuk jenis ternak lainnya, kasus cacing hati tetap bisa dijumpai. jenis pemeliharaan kerakyatan atau sistem pemeliharaan tradisional yakni dengan membiarkan ternaknya mencari
pakan sendiri meskipun pada lingkungan yang disinyalir telah
terkontaminasi dengan cacing sering disalahkan sebagai penyebab terjadinya kasus fasiolasis. metaserkaria yang masuk jika jumlahnya besar akan menyebabkan kerusakan hati, obstruksi saluran empedu,
kerusakan jaringan hati disertai fibrosis dan anemia. Frekuensi invasi
metaserkaria sangat menentukan beratnya Fasioliasis.
metaserkaria biasanya masuk bersamaan dengan rumput sebagai pakan utama ternak ruminansia. Pada cacing hati, cacing dewasa hidup di dalam duktus biliferus dalam hati domba, sapi, babi dan kadang-kadang manusia. Bentuk tubuh cacing hati seperti daun dengan ukuran 30 x 2 - 12 mm dengan bentuk luarnya tertutup oleh kutikula yang resisten, merupakan modifikasi dari epidermis dan mulut disokong atau dibatasi. Kemudian, cacing dewasa bergerak dengan berkontraksinya otot-otot tubuh, memendek, memanjang dan membelok, mirasidium berenang dengan silianya dan serkaria dengan ekornya. Cacing ini merupakan internalparasit yang melekat pada dinding duktus biliferus atau pada epithelium intestinum atau pada endothelium venae dengan alat penghisapnya. Makanan diperoleh dari jaringan-jaringan, sekresi dan sari-sari makanan dalam intestinum hospes dalam bentuk cair, lendir atau darah. Di dalam tubuh, makanan dimetabolisir dengan cairan limfe, kemudian sisa-sisa metabolisme tersebut dikeluarkan melalui selenosit. Perbanyakan cacing ini melalui auto-fertilisasi yang berlangsung pada Trematoda bersifat entoparasit, namun ada juga yang secara fertilisasi silang melalui canalis laurer.
metaserkaria biasanya masuk bersamaan dengan rumput sebagai pakan utama ternak ruminansia. Pada cacing hati, cacing dewasa hidup di dalam duktus biliferus dalam hati domba, sapi, babi dan kadang-kadang manusia. Bentuk tubuh cacing hati seperti daun dengan ukuran 30 x 2 - 12 mm dengan bentuk luarnya tertutup oleh kutikula yang resisten, merupakan modifikasi dari epidermis dan mulut disokong atau dibatasi. Kemudian, cacing dewasa bergerak dengan berkontraksinya otot-otot tubuh, memendek, memanjang dan membelok, mirasidium berenang dengan silianya dan serkaria dengan ekornya. Cacing ini merupakan internalparasit yang melekat pada dinding duktus biliferus atau pada epithelium intestinum atau pada endothelium venae dengan alat penghisapnya. Makanan diperoleh dari jaringan-jaringan, sekresi dan sari-sari makanan dalam intestinum hospes dalam bentuk cair, lendir atau darah. Di dalam tubuh, makanan dimetabolisir dengan cairan limfe, kemudian sisa-sisa metabolisme tersebut dikeluarkan melalui selenosit. Perbanyakan cacing ini melalui auto-fertilisasi yang berlangsung pada Trematoda bersifat entoparasit, namun ada juga yang secara fertilisasi silang melalui canalis laurer.
Mencegahnya adalah selain kebersihan sekitar sapi itu dibesarkan, adaalah dengan melakukan tindakan menganginkan rumput sebelum diberikan kepada ternak atau mengurangi kebiasaan mengambil rumput disekitar sungai yang dicurigai. Di alam, suhu yang diperlukan mirasidium untuk dapat hidup adalah diatas 5 °C dengan suhu optimal 15-24 °C. Mirasidium harus masuk ke dalam tubuh siput dalam waktu 24-30 jam, bila tidak maka akan mati. Kemudian, telur dari jenis Fasciola gigantica menetas dalam waktu 17 hari, berkembang dalam tubuh siput selama 75-175 hari, hal ini tergantung pada suhu lingkungannya.
Hati sapi yang terkena cacing ini jika masih sebagian saja yang terkena dapat dikonsumsi setelah membuang bagian yang terkena cacing. hati yang masih bagus ini sebaiknya direbus atau dioleh dengan memasak sampai mendidih. tidak dianjurkan untuk pengolahan cepat seperti disate.
Cara mengetahui sapi anda menderita cacing hati adalah penurunan nafsu makan dan mencret jika dibiarkan akan membuat ternak terlihat kurus dan lemah,kurang darah (anaemia) dengan selaput lendir berwarna pucat . jika anda curiga yakinkan dengan pengujian menggunakan antigen Fasciola yang biasanya dilakukan oleh dokter hewan.
Cara mengetahui sapi anda menderita cacing hati adalah penurunan nafsu makan dan mencret jika dibiarkan akan membuat ternak terlihat kurus dan lemah,kurang darah (anaemia) dengan selaput lendir berwarna pucat . jika anda curiga yakinkan dengan pengujian menggunakan antigen Fasciola yang biasanya dilakukan oleh dokter hewan.
Jika positif, dokter hewan biasanya akan memberikan obat anti cacing yang akan membasmi cacing hati yang ada pada sapi anda
No comments:
Post a Comment