Pengumuman

Tolong follow dan click iklan buat saya jika anda merasa terbantu dengan artikel ini, terimakasih atas kebaikan anda. any comment? send to taringdoberman@yahoo.com

Monday, September 10, 2012

Nyanyian Dokter Hewan (Politik)

Menanggapi berita " FAO Hentikan Pembiayaan Flu Burung di Tanggamus"; Tribun Lampung - Jumat, 31 Agustus 2012, salah satu tanggapan yang menarik adalah tanggapan ada yang pro dan yang kontra. yang pro pemberhentian adalah orang-orang yang memakai kacamata nasionalis, yang kontra adalah orang-orang yang merasa  akan "pentingnya" program ini baik dengan latar belakang apapun seperti berbau finansial atau bau-bau yang lain.

Kalau melihat secara khusus keadaan didunia belantara Kedokteran Hewan Indonesia, tentu banyak interfensi negara Asing sebab negara asing sudah banyak infestasi ke Indonesia, apalagi baru-baru kedatangan nyonya Clinton membawa sekoper duit bantuan dan sudah disampaikan ke pemerintah Indonesia.  tentunya seperti opung saya dari hinalang selalu membentak saya dengan kalimat" wei Ambia , dang adong garatis pambahenan jolma i portibi on, adong do artini pambahenan i", yang artinya Kurang lebih sama dengan "no free lunch". 

Beberapa tahun lalu, beberapa dedengkot-dedengkot Drh yang aktif di dunia belantra dokter hewan sempat bercita-cita mendirikan usaha yang nantinya bergerak sebagai sumber dana bagi pergerakan dokter hewan. saya merasa bangga akan rencana tersebut, namun sampai penulisan ini dilakukan usaha itu menurut saya masih berjalan ditempat, minimal masih jalanlah.  

Seperti berkali-kali saya menulis, uang sangatlah penting, namun uang bukanlah segalanya.  kalau banyak orang yang mengangap negatif FAO ya itu pendapat pribadi, bebas. namun perlu disadari, badan-badan dunia ini LSM juga, ketahuan ataupun tidak ketahuan, badan ini harus mensituasikan agar suasana itu menarik yang dituangkan kedalam proposal sehingga situasi yang digambarkan dalam proposal tersebut mampu berhasil menarik minat-minat sumberdana.  Ada yang membandingkan dengan Malaysia.  di Malaisia keadaannya masih sama dengan waktu keadaan Mbah Soeharto masih memimpin, saya yakin paham dengan kesamaan yang saya maksud, wong mbahnya demokrasi aja dimasukkan penjara walaupun sudah dikecam oleh negara-negara lain.  ngak usah jauh-jauh, rumah sakit hewan yang merupakan rumah sakit rujukan semua praktek dokter hewan bukan menjadi milik keseluruhan dari salah satu dedengkot dokter hewan atau kumpulan dokter hewan. Alangkah indahnya kalau rumah sakit tersebut adalah milik asosiasi dokter hewan Indonesia.

Saya tetap bermimpi untuk dilanjutkannya cita-cita yang luhur dari dedengkot dokter hewan, buat badan usaha sebagai sumber duit, buat rumah sakit hewan tandingan, buat perputaran uang disana seperti membuat badan konsultasi dari setiap hewan produksi, buat obat-obat sendiri, dan hal-hal lain yang bisa menghasilkan uang  yang ujungnya akan menjadi salah satu kekuatan moral dan keuangan bagi dunia dokterhewan itu sendiri.  nah kalau sudah sampai ketahap ini, sangat mudah untuk berbicara program kesehatan hewan, walaupun nanti pasti ada berantem juga namun berantem yang terjadi paling sesama dedengkot.


No comments: