Pengumuman

Tolong follow dan click iklan buat saya jika anda merasa terbantu dengan artikel ini, terimakasih atas kebaikan anda. any comment? send to taringdoberman@yahoo.com

Sunday, June 15, 2008

KEMBALI KE BUMI INDONESIA

Beberapa hari yang lalu di Metro TV menayangkan gambar sekumpulan orang jepang datang ke indonesia untuk menanam pohon yang nantinya di harapkan sebagai sumber bahan makanan bagi ulat sutra liar. M enurut harga di jepang , bahan-bahan yang terbuat dari sutra liar lebih mahal 20 kali lipat di banding dengan bahan yang terbuat dari ulat sutra yang di domestikasi. kegiatan ini nota bene memaksa setiap orang-orang jepang tersebut merogoh koceknya 9000 yen per orang dengan fasilitas pemantauan jarak jauh dengan internet untuk memantau hasil dari kerja mereka ketika mereka sudah kembali kejepang.

Kalau dipikir-pikir, pepatah "tikus mati di lumbung padi" mungkin kembali tepat untuk selalu digunakan di negeri Indonesia ini. Kalau kembali meihat potensi, salah satu potensi terbesar indonesia adalah hal-hal yang dekat degan tanah. Indonesia termasuk golongan negara-negara papan atas yang memliki tanah yang luas. Wilayah indonesia mempunyai luas kurang lebih 1.904.556 mil persegi. hal ini menciptakan iklim yang berbasis pertanian sangat bagus untuk di kembangkan di indonesia. Jika kembali mengingat sejarah, seburuk-buruknya bapak Suharto pada tahun 1984 beliau sudah memimpin indonesia sampai kepada Swasembada pangan, FAO sebagai saksi hidup dengan memberikan penghargaan ganjaran dari prestasinya ini.
Tidak usah muluk-muluklah bermimpi, Indonesia adalah keturunan kaum petani dan peternak, bermimpilah sebagai petani dan peternak. dulu petani dan peternak memakai sarung dan kaus oblong ketika bekerja, seharusnya mimpinya adalah menjadi petani dan peternak yang bekerja dengan baju rapih dan mempergunakan alat-alat moderen dalam pelaksanaan kegiatan bertani dan beternak. kadang fakta bahwa "Tingkat konsumsi protein hewani yang mencapai lima gram per kapita per hari itu hanya setara dengan seperlima tingkat konsumsi protein hewani Singapura pada tahun 1987 ( Saat itu saja Singapura sudah 22 gram per kapita per hari)", sudah tidak bisa dilogikakan. Menurut DR. Agus, seorang desen asal UGM, komoditas dan jumlah impor bahan pangan seperti beras 3,7 juta ton, gandum 4,5 juta ton, gula 1,6 juta ton, kedelai 1,3 juta ton, bungkil kedelai 1 juta ton, jagung 1,3 juta ton, ternak sapi 450,000 ekor, daging dan jeroan 42 ribu ton, dan susu, mentega, keju : 170 ribu ton dilakukan Indonesia setiap tahunnya. Data tersebut menggambarkan pemanfatan potensi alam yang kurang optimal atau karena tingginya tingkat kebutuhan akibat jumlah penduduk yang besar, sehingga kebutuhan pangan tidak dapat dipenuhi dari produksi dalam negeri sendiri. seharusnya kita tidak terkejut kalau beberapa waktu yang lampau berita baik di televisi maupun mass media lain mengabarkan bahwa "ada" sebagian dari warga negara ini meskipun hidup di alam merdeka, ternyata masih ada yang mengalami gizi buruk seperti masa penjajahan. Kemana potensi agribisnis yang sangat besar itu seperti Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang memadai. Dari segi SDM, jumlah penduduk di Indonesia tercatat nomor empat terbesar di dunia. Pada tahun 2000, populasi penduduk Indonesia mencapai 210 juta dan pada tahun 2035 diperkirakan mencapai 400 juta. Bayangkan kalau indonesia menjadi negara pengekspor daging untuk negara-negara pengkosumsi daging. apa susahnya kita membuat sapi seperti sapi Kobe yang terkenal dari negara saudara tua kita, Jepang. tentunya bukan hal yang mustahil buat indonesia yang kita cintai ini.

No comments: