Pengumuman

Tolong follow dan click iklan buat saya jika anda merasa terbantu dengan artikel ini, terimakasih atas kebaikan anda. any comment? send to taringdoberman@yahoo.com

Sunday, March 13, 2011

Pyometra VS Retentioscundinae

Pyometra VS Retentioscundinae
Setelah paartus seekor kambing PE tetap mengelyuarkan cairan berwarna merah muda dari vaginannya. apakah ini termasuk Pyometra atau Retentioscundinae? pertanyaan seorang peternak kepada dokterhewan yang datang pada pagi itu?.
Pyometra adalah nama lain dari Endometritis Chronica et Purulenta artinya adalah kejadian pyometra akan ditandai dengan gejala adanya lendir yang bernanah dan bau karena telah terjadi infeksi endometritis yang kronis dan terbentuk pus. Berdasarkan informasi kejadian partus dan baru berjalan 1 minggu serta keluarnya discharge yang berwarna merah muda adalah kemungkinan karena terjadinya delay proses puerpureum karena adanya retensio secundinae. Normalnya, apabila prose puerpureum berjalan normal maka discharge yang keluar volume akan semakin seikit dan klu sdh 1 mg maka akan transparan dan berwarna kekuningan seperti plasma karena proses restorasi endometrium dan eliminasi bakteri berjalan normal.
Untuk menangani kasus tersebut, pemberian oxytocin sdh sesuai apabila serviks masih membuka. Apabila servik sudah menutup maka permberian oxytocin secara tunggal tdk cukup, seharusnya dikombinasi dengan pemberian oestardiol 6-10 jam sebelum pemberian oxytocin. Oestradiol akan membantu pelebaran canalis cervicalis (saluran seviks) dan juga meningkatkan aktivasi reseptor oxytocin sehingga fungsi oxytocin akan maksimal untuk merangsang kontarksi uterus.
Pemberian PGF2alpha kurang tepat apabila serviks sdh tertutup dan tidak ada CL yang fungsional. Walaupun PGF2 alpha bisa merangsang kontaksi uterus tetapi hanya dalam bentuk dolores sehingga tdk sekuat fungsi oxytocin untuk merangsang kontarksinya. Sebab apabila serviks sdh tertutup dan tdk ada CL yg fungsional maka dolores uterus tdk akan membantu pengeluaran plasenta dan discharge karena serviks akan tetap tertutup karena tdk ada oestradiol. PGF2 alpha tidak akan dapat merangsang ovarium berfungsi disebabkan tidak adanya target sel yang dituju oleh fungsi PG2alpha-nyasebab PGF2 alpha berguna untuk meregulasi fungsi folikulogenesis apabila ada CL yang dilisiskan. jika CL lisis maka akan menghentikan feedback negatif dr progesteron thd hipofisa anterior sehingga FSH akan disekresikan kembali dan akan merangsang perkembangan folikel yg akan menghasilkan oestradiol. Berdasarkan siklus ovarium dan kejadian proses puerpureum, maka pada saat 1 minggu post partus CL graviditatum sdh lysis dan CL baru blm terbentuk Jadi pada saat itu pemberian PGF2alpha tidak efektif.
Untuk membantu proses pembersihan uterus, proses flushing/irigasi dapat di benarkan hanya perlu diperhatikan bahwa tujuan utama flushing adalah untuk memasukkan cairan dlm jumlah tertentu dan diushakan akan keluar sejumlah cairan yang sama volumenmya atau lebih. Sebaiknya proses flushing menggunakan cairan yang netral dan tidak mengiritasi mukosa endometrium, apalagi proses flushingnya tidak bisa menjamin sejumlah cairan yang dimasukkan akan dapat keluar dlm jumlah minimal sama. Apabila cairan yg dimasukkan bersifat iritan thd mukosa uterus dan tertinggal di dalam lumen uterus maka akan mengakibatkan teriritasinya mukosa uterus. Hal tersebut apabila dilakukan berulang atau terjadi iritasi dlm waktu yg lama akan mengakibatkan kejadian uterus papan karena teriritasinya mukosa uterus. Sebaiknya flushing lumen uterus menggunakan NaCl fisiologis atau aquabidest steril yang hangat (NaCL atau aquabidest dlm botol direndam dgn air panas) karena lebih aman dan akan merangsang peningkatan vaskularisasi di mukosa endometrium sehingga akan meningkatkan kemampuan dlm mengeliminasi mikroba. Disamping itu apabila NaCl fisiologis dan aquabidest tertinggal di dlm lumen uterus tetap akan aman tidak akan mengiritasi dan bisa diabsorbsi oleh lumen uterus. Sebaiknya desinfektan dan H2O2 tdk digunakan untuk flushing karena bersifat iritan thd mukosa uterus. H2O2 tidak seharusnya digunakan untuk flushing uterus, desinfektan konsentrasi sangat ringan bisa digunakan untuk flushing asalkan bisa dijamin sejumlah yg diberikan bisa segera dikeluarkan lagi. Pemberian antibiotik parenteral sdh tepat dan apabila kambing tersebut belum sering diobati dgn antibiotik penicillin-sterptomycin, maka pemilihan penicilin-streptomycin sangat tepat karena sifatnya broad spectrum. Apabila kasusnya berlanjut, maka setelah diflushing dan tampak sdh mulai keluar discharge yg sedikit berubah menjadi lebih jernih maka bisa dibantu dgn pemberian antibiotik intra unterin (disposisinya bisa cukup dgn intra servical). Sebaiknya pemberian antibiotik penicilin dikombinasi dgn antibiotik streptomycin supaya bisa broad spectrum targetnya.
Pemberian estrogen tdk akan memberikan umpan balik (+)nya dan tdk akan mengurangi konsentrasi progesteron apabila CL-nya masih fungsional. Kalaupun tdk ada CL, maka tdk ada kaitannya pemberian estrogen dgn penurunan progesteron. Progesteron hanya akan turun apabila terjadi lysisnya CL yang hanya disebabkan oleh adanya PGF2 alpha. Hanya PGF2alpha saja yang akan melysiskan CL.
Resume:
Untuk menangani retensio secundinae adalah:
1. Pemberian oxytocin apabila lumen serviks msh terbuka
2. Pemberian Oxytocin pad 6-10 jam setelah pemberian oestradiol, apabila
lumen serviks sdh menutup
3. Flushing dgn NaCl fis atau aquabidest hangat untuk membantu pembersihan
lumen uterus setelah plasenta keluar
4. Pemberian antibiotika broad spectrum parenteral dan/atau intra uterin.

Pencegahan defisiensi mineral, disarankan pemberian viatamin dan mineral
pre-partus. Pemberian preparat Ca pre-partus akan membantu mengurangi resiko retensio secundinae juga.
Adopsi dari "Muhammad AGIL"

No comments: